Banyak orang dewasa yang salah mengira bahwa vaksinasi yang mereka dapatkan saat kecil dulu, akan memberikan proteksi terhadap penyakit untuk sepanjang hidupnya. Hal ini memang benar untuk beberapa macam penyakit seperti polio. Tapi banyak penyakit yang vaksinasinya harus diulang secara berkala untuk mempertahankan imunitas atau kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.
Imunisasi dewasa dianjurkan bagi mereka yang berusia diatas 12 tahun dan ingin mendapat kekebalan. Ada beberapa alasan mengapa orang dewasa memerlukan imunisasi, yakni: pemberian imunisasi pada waktu anak-anak tidak memberikan jaminan kekebalan yang tetap untuk seumur hidup, dan imunisasi telah terbukti memiliki peran yang sama pentingnya dengan diet dan olehraga dalam menjaga kesehatan.
1. Influenza
Semua orang dewasa dianjurkan untuk vaksinasi Influenza satu kali setiap tahun. Beberapa kelompok/kondisi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi Influenza: gangguan sistem pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan kardiovaskular (gagal jantung, penyakit jantung koroner, sindroma koroner akut, hipertensi, aritmia, gangguan katup jantung, defek kongenital), diabetes melitus, imunokompromais (HIV/AIDS, kanker, dll.), kanker, anemia/hemoglobinopati, obesitas morbid, lansia, karyawan/pekerja, tenaga kesehatan, perokok, pelancong (traveller), orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan, dan calon jemaah haji/umrah. Untuk ibu hamil (terutama pada masa pandemi) Vaksin Influenza dapat diberikan sepanjang tahun.
2. Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap)
Pemberian boosterTd/Tdap sangat penting sehubungan dengan wabah Difteri yang terjadi di beberapa daerah dan waning immunity pascavaksinasi Pertusis.
Orang dewasa menggunakan Vaksin Td/Tdap, yang merupakan vaksin DTP dengan reduksi antigen Difteri dan Pertusis. Tdap menggunakan komponen pertusis aseluler (bukan whole-cell), sehingga kurang reaktogenik.
Untuk mencegah Tetanus Neonatorum, status imunisasi Tetanus bagi WUS (Wanita Usia Subur) dan calon pengantin perempuan juga harus diperhatikan.
3. Varicella (Cacar Air)
Vaksin Varicella merupakan vaksin hidup. Semua orang dewasa yang tidak terbukti pemah mengalami Cacar Air atau tidak memiliki kekebalan terhadap Varicella, dianjurkan untuk vaksinasi. Manifestasi klinis Cacar Air pads orang dewasa umumnya lebih berat daripada anak-anak. Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan.
Varicella dapat menyebabkan cacat janin bila infeksi primer terjadi pada trimester pertama kehamilan, sehingga dianjurkan diberikan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir. Jangan berikan kepada ibu hamil.
4. Human Papillomavirus (HPV) untuk Perempuan
Vaksinasi HPV untuk perempuan dapat menggunakan vaksin HPV bivalent atau quadrivalent Waktu pemberian terbaik untuk memperoleh efektivitas maksimal adalah usia 9-26 tahun dan/atau sebelum aktif secara seksual.
Vaksin dapat diberikan hingga usia 55 tahun. Vaksinasi tidak menggantikan Pap Smear (yang tetap harus dilakukan minimal setiap 3 tahun). Tidak direkomendasikan untuk ibu hamil.
5. Human Papillomavirus (HPV) untuk Laki-laki
Vaksinasi HPV untuk laki-laki hanya menggunakan vaksin HPV quadrivalent. Untuk usia 9-21 tahun, vaksin diberikan kepada semua individu. Untuk usia 22-26tahun, vaksin terutama diberikan kepada individu homoseksual yang belum vaksinasi. Individu non homoseksual juga dapat menerima vaksinasi hingga usia 26 tahun.
6. Zoster
Berikan 1 dosis vaksin Zoster kepada semua individu berusia 60 tahun ke atas, dengan atau tanpa episode Zoster sebelumnya. Vaksin Zoster merupakan vaksin hidup. Vaksin akan tersedia di Indonesia setelah proses registrasi.
7. Measles / Campak, Mumps / Gondongan, Rubella / Campak Jerman (MMR)
Vaksin MMR merupakan vaksin hidup. Sangat dianjurkan bagi tenaga kesehatan, pelancong, dan orang yang tinggal di asrama/ lingkungan padat, dan saat terjadi wabah Dosis kedua diperlukan karena 2-5% populasi normal tidak merespons 1 dosis MMR. Vaksin MMR dapat mencegah sindroma Rubella Kongenital, berikan kepada perempuan sebelum menikah/hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir. Jangan berikan kepada ibu hamil. Diperlukan waktu minimal 4 minggu untuk boleh hamil setelah vaksinasi terakhir.
Jangan diberikan kepada ibu hamil.
8. Hepatitis A
Vaksin ini dianjurkan untuk semua individu. Perhatian khusus harus diberikan kepada pelancong dan penjamah makanan (food handler).
9. Hepatitis B
Vaksinasi semua orang dewasa tanpa terkecuali; dianjurkan untuk memeriksa HbsAg terlebih dahulu. Perhatian khusus harus diberikan kepada kelompok risiko tinggi: tenaga kesehatan, pengguna Narkoba, orang dengan partner seksual multipel, kondisi imunokompromais, pasien dengan gangguan hati kronik, dan pasien dengan gangguan ginjal kronik termasuk yang sedang hemodialisis. Khusus pads individu imunokompromais atau pasien hemodialisis, berikan vaksin 2 dosis (2 x 20ug/ml) setiap kali penyuntikan pads bulan 0, 1, 2, dan 6. Pada individu imunokompeten, tidak ada rekomendasi untuk memberikan dosis penguat (booster). Pada individu imunokompromais, pemeriksaan titer antibodi anti-HbsAg pascavaksinasi dilakukan secara berkala (booster diberikan bila titer <= 10 mIU/mL).
Perlu diingat terdapat fenomena responder dan nonresponder. Pada individu imunokompeten, pemeriksaan titer antibodi anti-HbsAg pascavaksinasi dilakukan pads 1-3 bulan setelah vaksinasi terakhir (protektif bila titer >= 10 mIU/mL). Pemeriksaan yang dilakukan lebih dari 6 bulan pascavaksinasi kurang memiliki manfaat dan dapat menimbulkan kesalahan interpretasi.
10. Hepatitis A dan Hepatitis B (kombinasi)
Bila tersedia, gunakan vaksin kombinasi Hepatitis A dan Hepatitis B. Selain lebih ekonomis, kesempatan untuk meningkatkan cakupan imunisasi lebih besar.
11. Thyphoid Fever (Demam Tifoid)
Sebagai negara endemis, vaksin ini dianjurkan untuk semua orang dengan atau tanpa riwayat Demam Tifoid.
12. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23) /Pneumonia
Vaksinasi semua orang berusia 60 tahun ke atas.
Vaksinasi orang berusia 60 tahun ke bawah dengan kondisi berikut: perokok aktif, gangguan sistem pernapasan kronik (PPOK dan asma), gangguan sistem kardiovaskular, diabetes melitus, gagal ginjal kronik, sindroma nefrotik, gangguan hati kronik (termasuk sirosis), alkoholisme, implan koklea, kebocoran cairan serebrospinal, imunokompromais, asplenia, dan orang yang tinggal di panti jompo/tempat penampungan. Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah; perlu diperhatian agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji/umrah berangkat. Bila vaksin diberikan pads usia 19-60 tahun, diperlukan 1 dosis ulangan 5 tahun kemudian. Semua individu yang imunokompromais harus memperoleh 1 dosis ulangan, berapapun usianya saat vaksinasi dosis pertama. Bila vaksin diberikan pada usia 60 tahun ke atas, dosis ulangan tidak diperlukan (tidak berlaku pads kondisi imunokompromais). Beberapa kondisi memerlukan vaksinasi PPSV23 dan PCV13 (lihat poin nomor 13).
13. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23) /Pneumonia
Vaksinasi semua orang berusia 50 tahun ke atas. Vaksinasi orang berusia 19 tahun ke atas dengan kondisi berikut: imunokompromais (immuno-defisiensi bawaan atau dapatan, HIV/AIDS, gagal ginjal kronis, sindroma nefrotik, leukemia, limfoma, Hodgkin disease, kanker, immunosupresi iatrogenik, pasien yang mendapatkan transplantasi organ, mieloma multipel), asplenia fungsional atau anatomis (sickle cell disease / kelainan hemoglobin lain), pasien dengan implan koklea, dan kebocoran cairan serebrospinal. Mereka yang termasuk dalam kelompok di atas dan belum perah vaksinasi PPSV23, dianjurkan untuk vaksinasi 1 dosis PCV13 terlebih dulu. Lanjutkan dengan vaksinasi PPSV23 minimal 8 minggu setelah pemberian vaksin PCV13.
Vaksinasi seluruh calon jemaah haji dan umrah; perlu diperhatian agar vaksinasi telah memberikan proteksi sebelum jemaah haji/umrah berangkat.
Bila sebelumnya sudah pemah vaksinasi PPSV23, berikan vaksin PCV13 dengan jeda minimal 1 tahun setelah pemberian vaksin PPSV23.
14. Meningitis Meningokokal
Vaksinasi Meningitis Meningokokal tidak diberikan secara rutin. Vaksin ini hanya diberikan kepada calon jemaah haji/umrah dan calon pelancong ke negara-negara tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Vaksin ini boleh diberikan kepada ibu hamil (dengan pertimbangan manfaat yang diperoleh lebih besar dari risiko) dan ibu menyusui.
15. Yellow Fever (Demam Kuning)
Vaksin Yellow Fever merupakan vaksin hidup. Vaksin Yellow Fever tidak diberikan secara rutin. Vaksin ini hanya diberikan kepada calon pelancong ke negara-negara tertentu, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Informasi mengenai imunisasi Dewasa
Hubungi Customer Service (022) 7322877
Terima kasih atas info nya..sangat bermanfaat.
Reply