Hampir sebagian besar orang sudah tidak asing dengan istilah “hipertensi”, bahkan mungkin menjadi penderitanya. Saking seringnya mendengar istilah ini, terkadang orang malah menganggap remeh kondisi terkait tekanan darah ini, merasa biasa dengan tekanan darah tinggi. Kesalahan lain yang juga banyak di masyarakat adalah menganggap bahwa hipertensi adalah kondisi yang bisa disembuhkan, sehingga mempengaruhi kepatuhan pasien dalam berobat. Padahal, tekanan darah menjadi komponen independen, sama seperti kolesterol dan rokok, untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Bukan hanya penyakit jantung atau stroke, orang dengan hipertensi juga sangat rentan mengalami gagal ginjal dan komplikasi lain yang akan menurunkan kualitas hidup.

Tekanan darah adalah tekanan terhadap dinding pembuluh darah arteri oleh aliran darah. Pemeriksaan ini menjadi ukuran hemodinamik seseorang, meskipun bukan satu-satunya, yang menggambarkan kecukupan aliran darah dari jantung menuju seluruh organ dalam tubuh. Tidak ada satu sel pun dalam tubuh kita yang dapat hidup tanpa pasokan darah. Artinya bila tekanan darah tidak tercukupi, maka sel itu akan mati. Ukuran tekanan darah ini dibuat dalam notasi ***/** mmHg. Angka yang atas disebut systole dan yang bawah adalah diastoleSystole adalah tekanan darah saat darah pertama kali keluar dari jantung (kontraksi) menuju pembuluh darah utama (aorta), sementara diastole adalah tekanan darah saat pertama kali jantung relaksasi. Biasanya kedua nilai ini akan saling berkaitan, namun pada beberapa kondisi, misalnya pada usia lanjut, bisa saja hanya sistoliknya yang tinggi sedangkan diastoliknya normal.

Terdapat pembagian tekanan darah berdasarkan beratnya derajat hipertensi, seperti yang tertera pada tabel di bawah ini (JNC VII)

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Grade 1 140-159 90-99
Grade 2 ≥160 ≥100

Seseorang dikatakan memiliki hipertensi apabila memiliki tekanan darah yang tinggi pada dua kali pengukuran berbeda, minimal dalam jeda lebih dari 2 menit, dan kondisi ini bertahan dalam 1 bulan atau lebih. Namun, bila termasuk dalam grade 2, tidak perlu menunggu 1 bulan. Kenapa seseorang bisa terkena hipertensi? Sebagian besar penyebabnya tidak diketahui, atau disebut esensial. Gabungan antara faktor usia dan genetik. Ada pula hipertensi yang disebabkan karena penyakit lain yang mendasari, disebut sebagai hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder sering kali terjadi pada usia muda, mendadak, bisa sangat tinggi, dan atau tidak respon dengan obat-obatan hipertensi pada umumnya. Hipertensi esensial, bukan penyakit yang bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol.Bilatekanan darah turun setelah diobati, buka berarti hipertensi anda sembuh. Inilah kekeliruan yang sering terjadi, akibatnya pengobatan menjadi tidak teratur dan kontrol tekanan darah semakin sulit. Mengapa harus dikontrol? Karena hipertensi yang berlangsung lama akan menimbulkan banyak komplikasi pada organ-organ lain seperti otak (stroke), jantung (serangan jantung, gagal jantung), mata (retinopati), ginjal (gagal ginjal). Komplikasi ini bersifat permanen dan irreversible. Biaya dan penderitaan tentu akan lebih banyak bila sudah terjadi komplikasi dibandingkan bila kita bisa mengontrol tekanan darah sebelumnya.

Apakah ada gejala tertentu bagi penderita hipertensi? Hmm…sebenarnya tidak ada gejala yang menunjukkan seseorang memiliki hipertensi atau tidak. Sakit kepala tidak bisa dijadikan patokan. Tidak sedikit pasien dengan tekanan darah sisitolik diatas 200 mmHg tapi tidak mengeluhkan gejala apa-apa. Begitu pula sebaliknya, belum tentu juga ketika anda merasakan sakit kepala maka tekanan darah anda tinggi. ada kaitannya dengan sifat pemarah? Tidak juga, hanya saja tekanan darah dipengaruhi oleh persarafan simpatis pada tubuh kita. Pada kondisi stress karena apapun, baik fisik maupun psikis, maka persarafan simpatis akan aktif dan mempengaruhi tekanan darah. oleh sebab itu, terapi relaksasi dan istirahat yang cukup juga menjadi terapi tambahan pada penderita hipertensi.

 

Apakah harus minum obat obat seumur hidup? Pada penderita hipertensi esensial, iya tentunya. Pengobatan dalam hal ini tentu bukan obat semata, termasuk didalamnya diet dan pola hidup sehat seperti kebiasaan berolah raga. Makanan yang harus dibatasi pada penderita hipertensi adalah garam. Asupan garam yang dianjurkan sekitar 6gr per hari, tidak lebih dari itu. Perbanyak makan sayur dan buah, dan kurangi makanan berlemak. Berolah raga minimal 5 kali seminggu, masing-masing 30 menit, dengan target menurunkan berat badan. Terakhir adalah dengan mengurangi alkohol dan berhenti merokok. Selanjutnya tentu dengan mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan petunjuk dokter. Target tekanan darah yang harus tercapai adalah dibawah 140/90 mmHg, atau pada usia tua dibawah 150/90 mmHg (JNC VIII). Tidak terlalu rendah bukan? Namun, perlu diingat bahwa tekanan darah kita tidak konstan dan memiliki variabilitas setiap harinya. Sehingga bukan tidak mungkin setiap kali diukur tekanan darah nya normal atau sesuai target, namun pada waktu-waktu tertentu sebenarnya tinggi. Untuk itu penting dilakukan pemeriksaan tekanan darah beberapa kali setiap harinya. Saat ini sudah banyak alat pengukur tekanan darah otomatis yang dapat digunakan. Apabila masih ada waktu-waktu dimana tekanan darah melonjak tinggi, artinya obat yang Anda minum belum dapat mengcover tekanan darah sepanjang hari. Perlu penyesuaian dosis atau jenis obat.

Jadi ingatlah, hipertensi bukan untuk disembuhkan, melainkan untuk dikontrol agar terhindar dari komplikasi yang lebih menakutkan. Tetap semangat!