Puasa di bulan ramadhan adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia. Indonesia sendiri adalah salah satu negara dengan pemeluk agama Islam terbanyak di dunia, yang dalam sebulan di setiap tahun atau di bulan Ramadan, wajib melaksanakan syariat agama seperti diperintahkan dalam Al-Qur’an: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”

Al-Baqarah : 183

Secara fisik, yang dimaksudkan dengan puasa adalah tidak makan, tidak minum, dan juga tidak merokok pada siang hari, sejak matahari terbit sampai terbenam. Lamanya (waktu atau jam) berpuasa dalam satu hari dapat berbeda-beda, karena waktu antara matahari terbit dan terbenam dapat berbeda tergantung dari letak geografis individu yang menjalankan puasa. Di wilayah khatulistiwa puasa Ramadan berlangsung sekitar 11–12 jam, sedangkan di wilayah yang jauh dari khatulistiwa dapat berlangsung sampai lebih dari 20 jam.

Selama berpuasa akan terjadi perubahan jadwal maupun pola makan serta serta perubahan aktifitas jasmani sehingga berpotensi tidak terkendalinya glukosa darah pada penyandang diabetes. Perubahan-perubahan tersebut memerlukan penyesuaian yang memadai sehingga penyandang diabetes dapat melaksanakan ibadah puasa dengan aman.

Yang perlu diwaspadai Pada penderita diabetes yang berpuasa adalah dehidrasi, hipoglikemia (kondisi kadar gula darah yang turun secara drastis) maupun hiperglikemia (gula darah yang menjadi sangat tinggi). Ketiga hal ini merupakan kondisi yang berbahaya. Gejala yang dapat timbul adalah rasa haus, lemas, sakit kepala, pusing, kejang hingga pingsan.

Siapa saja penderita diabetes yang tidak dianjurkan puasa ?

  1. Penderita diabetes yang menurut dokter kadar gula darahnya belum terkontrol/stabil
  2. Penderita diabetes yang kurang patuh mengikuti anjuran dokter baik dalam perubahan pola makan maupun mengonsumsi obat
  3. Penderita diabetes yang memiliki komplikasi seperti penyakit jantung atau darah tinggi
  4. Penderita diabetes yang memiliki riwayat gula darah yang melonjak tinggi (hiperglikemia)
  1. Penderita diabetes yang punya riwayat gula darah turun mendadak (Hipoglikemia) pada Ramadan sebelumnya.
  2. Penderita diabetes yang sedang mengalami infeksi yang ditandai dengan demam.
  3. Penderita diabetes lansia yang tinggal sendiri tanpa pendampingan orang lain.
  4. Penderita diabetes yang hamil dan sedang dalam pengobatan insulin.
  5. Penderita diabetes anak-anak berusia di bawah 12 tahun.
  6. Penderita diabetes yang sangat tergantung dengan terapi insulin.
  7. Penderita diabetes yang sedang hamil
  8. Penderita lansia yang memiliki riwayat diabetes

Panduan ibadah puasa bagi penderita diabetes :

  • Jangan lewatkan makan sahur Makan sahur sangatlah penting dan tidak boleh terlewat. Karena bila sahur terlewat dapat menyebabkan cadangan energi selama berpuasa tidak cukup dan dapat menyebabkan kondisi hipoglikemia.
  • Tetap makan 3 kali sehari, Sekalipun idealnya makan pada bulan puasa adalah 2 kali yaitu sahur dan berbuka puasa, pada penderita diabetes makan tetap 3 kali yaitu makan sahur menjadi sarapan, buka puasa menjadi makan siang, dan makan setelah sholat tarawih menjadi makan malam. Pada saat sahur disarankan mendekati waktu imsak atau subuh. Sedangkan pada saat berbuka, dianjurkan sesegera mungkin. Hal ini mencegah gula darah tidak turun terlalu lama yang akan menyebabkan risiko hipoglikemia.
  • Hindari makan berlebihan pada saat berbuka puasa, pasti ada keinginan untuk makan dengan porsi yang banyak, namun penderita diabetes wajib mengukur porsi makan, hal ini berhubungan dengan kadar gula darah dan berat badan. Bila porsi makan tidak dijaga, akan menyebabkan kadar gula menjadi naik secara mendadak dan dapat menimbulkan risiko hiperglikemia.
  • Konsumsi makanan yang mengandung banyak serat dengan mengatur porsi makan dengan baik seperti rutin mengosumsi makanan berserat. Karena makanan berserat dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Seperti nasi merah, gandum, sayur, dan buah
  • Hindari gorengan dan makanan yang terlalu manis beberapa orang merasakan nikmatnya berbuka puasa dengan mengosumsi gorengan dan makanan manis sebagai tajil, namun mengongsumsi gorengan dapat menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh, yang secara tidak langsung akan meningkatkan gula darah. Selain itu disarankan pula untuk tidak mengonsumsi makanan yang terlalu manis untuk menjaga gula darah tetap stabil.
  • Minum air putih yang cukup risiko berpuasa pada penderita diabetes adalah dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi adalah dengan minum air putih yang cukup. Sedangkan minum minuman manis atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh tidak disarankan karena dapat menyebabkan lebih sering buang air kecil sehingga akan memicu dehidrasi.
  • Periksa Gula darah teratur sangatlah penting dilakukan pemeriksaan gula darah secara rutin. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan alat pengukur gula darah. Pemeriksaan dapat dilakukan 2-4x/hari yaitu pada saat sahur, selama berpuasa dan setelah berbuka puasa. Hal ini penting untuk mencegah adanya hipoglikemi maupun hiperglikemia. Karena bila gula darah anda kurang dari 70 mg/dl dan lebih dari 300 mg/dl disarankan untuk membatalkan puasa
  • Rutin berolahraga berolahraga saat puasa sangat bagus untuk menjaga kebugaran tubuh, namun untuk pasien diabetes tidak disarankan berolahraga dengan intensitas yang tinggi seperti berlari, berenang, aerobik. Karena akan memicu hipoglikemia. Sholat tarawih bisa dijadikan salah satu olahraga sekaligus ibadah
  • Konsumsi obat sesuai petunjuk dokter Penderita diabetes perlu tetap mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter selama berpuasa.  Dokter pun bila perlu akan mengatur ulang jadwal pemberian obat agar sesuai dengan jadwal makan selama bulan puasa. Penderita diabetes haruslah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menjalani ibadah puasa minimal 2-4 bulan sebelum berpuasa. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memutuskan apakah anda dapat melaksanakan ibadah puasa atau tidak. Apabila saat menjalankan ibadah puasa anda merasa pusing, lemas, sakit kepala, jantung berdebar-debar, keringat dingin, tubuh gemetar, seperti akan pingsan, segera batalkan puasa dan periksakan diri ke dokter yang terdekat.

Kondisi yang menyebabkan harus segera berbuka puasa :

  • Timbul gejala dehidrasi, hipoglikemia maupun hiperglikemia
  • Bila gula darah anda kurang dari 70 mg/dl dan lebih dari 300 mg/dl