Sehat itu MAHAL, tapi Sakit JAUH LEBIH MAHAL. Kalimat tersebut yang sering kita dengarkan itu merupakan kalimat sederhana tetapi memiliki arti yang besar dan wajib kita perhatikan. Di masa pandemi ini banyak sekali penyakit-penyakit yang bermunculan, seperti penyakit yang bisa disembuhkan maupun penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Nah sebelum terlambat dan sebagai langkah pencegahan, saat ini Sahabat Pindad bisa belajar mengukur tanda-tanda vital sendiri di rumah untuk mengetahui secara dini tanda dan gejala yang muncul. Disini kita bahas yuk apa saja jenis pemeriksaan TTV itu? Berikut ulasan lengkapnya, ya.

Apa itu TTV?

Pemeriksaan vital sign atau TTV (tanda-tanda vital) adalah suatu prosedur mendasar bagi tim tenaga Kesehatan maupun layanan kesehatan yang bertujuan untuk mendeteksi adanya suatu kelainan, gangguan, perubahan fungsi organ tubuh dan masalah medis lainnya agar dapat membantu dokter menjadi suatu diagnosa. Terdapat empat komponen tanda-tanda vital utama yang harus rutin dipantau oleh tim tenaga Kesehatan, meliputi Tekanan Darah/Tensi Darah, Denyut Nadi, Laju Pernapasan dan Suhu Tubuh. Pemeriksaan tanda-tanda vital dilakukan saat pasien datang ke fasilitas Kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis. Selain itu, tanda-tanda vital juga dapat dilakukan di rumah, di lokasi darurat medis maupun di tempat lain. Apabila pasien dicurigai sedang menderita kondisi medis yang serius, maka pemantauan ttv akan terus diulang dan dilakukan evaluasi secara kontinyu sampai hasil ttv kembali normal.

Jenis pemeriksaan TTV

1.Tekanan Darah

Merupakan tekanan yang di alami darah pada pembuluh darah arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan tensimeter dan stetoskop melalui nilai sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik merupakan tekanan darah arteri pada saat jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan darah arteri menunjukkan saat jantung beristirahat untuk mengisi darah dari seluruh tubuh. Tekanan darah normal pada dewasa yaitu 120/80 mmHg. Angka 120 menunjukan angka sistolik sedangkan angka 80 merupakan angka diastolik. Sementara pada bayi dan anak-anak tekanan darah normal lebih rendah dari nilai dewasa. Tekanan darah normal di pengaruhi oleh beberapa factor yaitu aktivitas fisik, diet dan usia. Maka untuk dapat hasil yang tepat, sebelum pengukuran sebaiknya beristirahatlah sekitar 15 menit dari aktivitas agar tubuh menjadi relax.

2. Denyut Nadi

Pengukuran denyut nadi dilakukan untuk mengetahui jumlah detak jantung, ritme jantung dan kekuatan detak jantung per menit. Nilai denyut nadi normal pada dewasa yaitu kisaran 60-100 x/menit, sementara pada bayi dan anak-anak lebih tinggi dari dewasa. Namun, denyut nadi dapat lebih rendah maupun tinggi dari nilai normal tergantung dari kondisi tubuh yang habis berolahraga, kondisi emosi ataupun psikologis yang tidak stabil, sedang cedera dan sakit. Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada :

  • Arteri Radialis. Terletak di sepanjang tulang radialis. Sering dipakai secara rutin dan lebih mudah teraba di area pergelangan tangan dan searah dengan ibu jari.
  • Arteri Brachialis. Terletak di medial lipatan siku tangan bagian dalam. Digunakan menggunakan stetoskop untuk mengukur tekanan darah.
  • Arteri Karotis. Termasuk salah satu arteri besar yang terletak pada leher di lobus telinga.

3. Laju Pernafasan

Saat mengukur tanda-tanda vital, dokter/perawat akan mengukur intensitas bernafas dalam satuan waktu/menit, yaitu intensitas dada naik saat inspirasi (mengambil nafas) ataupun ekspirasi (menghembuskan nafas). Metode ini bertujuan untuk menilai ada kesulitan atau tidak dalam bernafas. Laju pernafasan normal untuk orang dewasa yaitu 12-20 x/menit, sementara pada bayi dan anak-anak lebih tinggi dari nilai normal dewasa. Adapun faktor yang mempengaruhi laju pernafasan, yaitu usia, peningkatan suhu tubuh, beraktivitas/olahraga, posisi tubuh dan jenis kelamin.

4. Suhu Tubuh

Temperature/suhu adalah suatu ukuran derajat panas dengan menggunakan alat yang disebut thermometer dan suhu yang dihasilkan tergantung dari aktivitas yang dilakukan, cuaca, metabolisme tambahan karena pengaruh hormon, konsumsi cairan maupun jenis kelamin. Temperature tubuh normal yaitu antara 36,5 sampai dengan 37,2 derajat celcius. Metode mengukur suhu tubuh antara lain dengan cara oral atau melalui mulut (tidak dianjurkan pada bayi/anak), melalui rectal atau anus, melalui ketiak/axilla, melalui kulit di dahi, dan melalui telinga.

  • Melalui mulut, thermometer di letakkan di bawah lidah, bisa menggunakan thermometer kaca/air raksa atau thermometer digital. Pada bayi/anak tidak dianjurkan menggunakan thermometer kaca karena beresiko pecah akibat digigit dan juga menggunakan bahan merkuri yang bersifat racun bagi tubuh dan berbahaya bagi bayi/anak.
  • Melalui rectal/anus. Tidak dianjurkan untuk pemeriksaan suhu melalui rectal jika mengalami diare, setelah pembedahan rectal ataupun sedang mengalami ambeien/hemorroids.
  • Melalui axilla/ketiak ini yang paling sering digunakan karena dirasa mudah dan nyaman. Namun ada beberapa kontraindikasi bagi pasien untuk dilakukan pemeriksaan suhu melalui axilla, yaitu pasien kurus, adanya inflamasi lokal di daerah ketiak, pasien tidak sadar/shock dan konstriksi pembuluh darah perifer.
  • Melalui telinga, merupakan thermometer khusus (biasanya memakai digital) yang dengan cepat mengukur suhu gendang telinga yang merupakan suhu inti tubuh (suhu organ internal)
  • Melalui kulit, merupakan thermometer khusus (biasanya memakai digital) yang dengan cepat mengukur suhu di kulit dahi.

Jika hasil pemeriksaan ttv di rumah dirasa ada yang tidak normal, dapat langsung di konsultasikan pada dokter maupun tenaga professional Kesehatan. Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosa medis. Salam sehat.